Rabu, 20 Agustus 2014

Dobo, Maluku Tenggara, Kepulauan Aru


Dobo, Kota Mutiara di Timur Indonesia
Surga mutiara ini berada di kepulauan Aru. Lokasinya jauh, namun bagi pecinta jalan-jalan, jarak yang jauh seharusnya bukan halangan. Kabupaten kepulauan Aru punya ratusan pulau besar dan kecil yang masuk ke dalam wilayah administratifnya. Di atas lembaran peta, sebagian besar pulau-pulau yang berada di sebelah tenggara Maluku ini berkumpul menjadi satu dan terpisah oleh laut yang hanya seluas lebar sungai.
Sungai-sungai berair asin tersebut adalah juga sarana penghubung bagi warga masyarakatnya yang sebagian besar bermukim di pesisir. Tak heran bila sampan atau speedboat jadi moda transportasi utama di gugusan kepulauan ini.

Kabupaten kepulauan Aru punya ibukota yang bernama Dobo sebagai pusat keramaiannya. Kotanya kecil.
Saking kecilnya hanya butuh waktu 1 jam untuk mengitari kawasannya. Di Dobo, pembangunan sarana pemerintahan dan infrastruktur tengah berjalan. Di kota ini listrik tak menyala terus-menerus. Hari ini menyala, besoknya listrik bisa mati seharian.
Tenaga yang keluar dari pembangkit listrik yang dimiliki oleh kota ini masih harus di bagi ke dua wilayah kotanya. Karenanya jangan heran bila sering terdengar suara genset meraung-raung di sana-sini. Sebagian besar warga kota Dobo masih banyak yang bergantung pada genset untuk mendapatkan aliran listrik.
Hanya ada 2 jalan utama di kota Dobo. Satu mengarah ke kawasan yang dekat dengan kantor Bupati, satunya menuju ke sebuah kawasan yang bernama kampung Jawa. Keduanya dilalui oleh angkutan umum beraneka warna. Di kota ini, meskipun angkotnya punya rute yang sama belum tentu warna kendaraannya juga sama.
Dobo punya beberapa pantai indah yang menarik untuk dikunjungi. Diantaranya pantai Belakang Wamar, pantai Batu Kora, dan pantai Wangel. Garis pantainya rata-rata landai. Permukaan airnya bening dan ombaknya tenang. Cocok bagi yang doyan berenang.
Di sore hari jalanan di kota Dobo akan dipenuhi oleh sajian kuliner lokal. Baso rusa, ikan bakar dan ikan asap khas Maluku serta aneka gorengan menjadi variasi hidangan yang ditawarkan kepada warga kota Dobo. Di akhir pekan, kota ini selalu ramai oleh pendatang yang berasal dari desa-desa yang berada di sekitarnya.

Para petani sagu, nelayan dan karyawan yang bekerja di perusahaan budidaya mutiara berkumpul menjadi satu melepas kepenatan dan mencari hiburan. Selain bertani di perkebunan sagu, mayoritas warga kepulauan Aru juga banyak yang berprofesi sebagai pencari ikan dan teripang atau juga budidaya rumput laut serta bekerja sebagai karyawan di perusahaaan pengalengannya.
Tak ada kuliner khas yang menjadi ciri dari kota ini. Tanyalah kepada warga kotanya, maka sebagian besar mereka akan bingung menjawabnya. Tapi yang jelas, sebagai kawasan yang berada di sebuah gugusan kepulauan, ikan menjadi menu utama yang pasti hadir di setiap sajian makan siang atau malam.
Harga ikan di Dobo sangat murah, dengan 10 ribu* sudah bisa di dapatkan ikan berukuran besar. Selain itu di Dobo juga mudah didapatkan dendeng rusa. Ini cocok untuk dijadikan oleh-oleh bagi keluarga di rumah.
Kepulauan Aru juga adalah produsen kerang mutiara. Selain untuk pasar domestik, mutiara-mutiara dari sini sudah banyak yang di pasarkan ke luar negeri. Korea dan Jepang adalah negara-negara yang menjadi importirnya.
Dulunya, mutiara-mutiara asli masih bisa ditemukan dengan mudah. Hanya dengan menyelami perairan Aru mutiara-mutiara yang bekilauan itu sudah bisa didapatkan. Kini, mutiara-mutiara tersebut harus di budidaya sebelum bisa dipergunakan menjadi perhiasan berharga.
Oleh warga negara importirnya mutiara-mutiara yang di kembangbiakan di Dobo sering di sebut sebagai ‘blitz star’, sejenis mutiara yang tumbuh di kulit kerangnya. Bentuknya bisa bermacam-macam, lonjong, pipih atau juga bulat. Warnanya juga beraneka, hitam, putih dan oranye. Harga yang ditawarkan berbeda-beda. Yang kecil berharga 500 ribu*, sedangkan yang besar bisa mencapai 2,5 juta rupiah* bahkan lebih.
Ada perbedaan yang bisa dilihat dari mutiara yang di dapatkan dari dasar laut dan mutiara hasil budidaya. Mutiara budidaya yang juga di kenal dengan nama mutiara suntik punya sebuah titik bekas lubang suntik.
Lubang nucleus ini adalah tempat dimasukkannya cairan yang membantu perkembangan hidup kerang mutiara hingga nantinya menghasilkan biji mutiara. Sebaliknya permukaan mutiara yang halus, rata dan berkilau hanya bisa di dapatkan dari kerang mutiara yang melakukan proses alaminya di dasar laut.
Untuk melongok kota di wilayah timur Indonesia ini, kota Ambon bisa dijadikan pijakan awal perjalanan. Dari Ambon bisa menuju Tual dengan pesawat berbadan besar atau kecil. Untuk pesawat berbadan besar perjalanan dari Ambon akan memakan waktu 45 menit. Lion Air dan Batavia Air kini sudah membuka rute penerbangan untuk membawa penumpang dari Ambon ke Tual.
Pesawat berbadan kecil harus mendarat di Langgur, dengan lama perjalanan kurang lebih 1,5 jam. Dari Langgur, Tual bisa di capai dengan kendaraan umum bertarif 5000 rupiah* dengan lama perjalanan kira-kira 1 jam. Meski lama, pilihan perjalanan di rute ini cukup menyajikan panorama alam yang menarik.
Dari Tual bisa bertolak ke Dobo dengan menggunakan kapal feri (bila membawa kendaraan) atau juga KM Kelimutu.
Kapal feri yang melayani rute Tual-Dobo punya lebih banyak frekuensi perjalanan di bandingkan KM. Kelimutu yang hanya melayani rute ini sekali dalam sebulan. Lama perjalanan laut dari pelabuhan di kota Tual hingga ke Dobo memakan waktu kurang lebih 13 jam

mondeck.net Kepulauan Aru
Mutiara hasil budidaya di Kepulauan Aru
Kepulauan Aru adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Dobo.
Mungkin bagi sebagian orang tempat ini masih sangat asing ditelinga, tetapi bagi pecinta wisata bahari Kepulauan Aru diibaratkan sebagai Surganya Mutiara di dunia. Anggapan seperti itu bukan tanpa alasan, karena penghasilan terbesar penjualan hasil laut selain ikan, udang, teripang dan rumput laut, penjualan mutiara juga turut berperan penting dalam perekonomian Kepulauan Aru.
- See more at: http://www.mondeck.net/2012/11/mengenal-kepulauan-aru.html#sthash.hbTJ6ojj.dpuf


mondeck.net Kepulauan Aru
Mutiara hasil budidaya di Kepulauan Aru
Kepulauan Aru adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Dobo.
Mungkin bagi sebagian orang tempat ini masih sangat asing ditelinga, tetapi bagi pecinta wisata bahari Kepulauan Aru diibaratkan sebagai Surganya Mutiara di dunia. Anggapan seperti itu bukan tanpa alasan, karena penghasilan terbesar penjualan hasil laut selain ikan, udang, teripang dan rumput laut, penjualan mutiara juga turut berperan penting dalam perekonomian Kepulauan Aru.
- See more at: http://www.mondeck.net/2012/11/mengenal-kepulauan-aru.html#sthash.hbTJ6ojj.dpuf

mondeck.net Kepulauan Aru
Mutiara hasil budidaya di Kepulauan Aru
Kepulauan Aru adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Dobo.
Mungkin bagi sebagian orang tempat ini masih sangat asing ditelinga, tetapi bagi pecinta wisata bahari Kepulauan Aru diibaratkan sebagai Surganya Mutiara di dunia. Anggapan seperti itu bukan tanpa alasan, karena penghasilan terbesar penjualan hasil laut selain ikan, udang, teripang dan rumput laut, penjualan mutiara juga turut berperan penting dalam perekonomian Kepulauan Aru.
- See more at: http://www.mondeck.net/2012/11/mengenal-kepulauan-aru.html#sthash.hbTJ6ojj.dpuf
Berikut merupakan 2 tempat wisata yang terdapat di Kota Dobo.

1. Pantai Belakang Wamar.

Pantai Belakang Wamar adalah pantai yang sangat indah, Masyrakat Dobo menjadikannya sebagai tempat bertamasya di hari minggu. Pantai ini pada hari minggu sangat di padati oleh orang-orang yang ingin menikmati keindahan pantai tersebut, jarak tempuh dari Kota Dobo lumayan cukup jauh banyak yang menggunakan mobil maupun motor, waktu jarak yang tempuh sekitar 30 menit dari kota Dobo.Adapun di pantai Wamar ini telah di sediakan tempat-tempat untuk berteduh dari panas, biaya masuk berkisar Rp.5.000-Rp.10.000 sudah terhitung dengan tempat duduk tadi. Pantai Wamar berdekatan dengan PT.PERTAMINA jadi kita bisa langsung melihat secara dekat PT.PERTAMINA.
Pemandangan di pantai ini memanjakan mata dengan pasir putih yang halus dan air laut yang begitu jernih dan pantai yang bersih membuat para pengunjung betah di pantai ini. Pantai Wamar sangat di padati jika Hari Besar-besar Agama Seperti Lebaran,Natal dan Tahun Baru
Ciri khas dari kota ini adalah salah satu penghasil mutiara kualitas terbaik di Indonesia. Selain itu, Dobo memiliki tarian cukelele yang dilakukan untuk menyambut para tamu. Ada juga makan khas yang dimiliki Dobo yaitu papeda. Makanan ini terbuat dari sagu dan biasa dimakan dengan ikan yang berkuah kuning.

2. Pantai Batu Kora

Pantai Kora Evar - Keindahan Empat Batu Karang

Pantai Kora Evar terletak di Pulau Aru, jaraknya kira kira 30 menit dari pusat kota Dobo, dengan menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi (mobil atau sepeda motor). Pantai ini menawarkan keindahan yang tidak kalah indah dengan pantai lainnya di Provinsi Maluku.

Air lautnya yang jernih serta dipenuhi dengan karang yang cantik, membuat pantai sangat cocok bagi Anda yang ingin berenang maupun diving. Sama halnya dengan mengunjungi pantai lain, berkunjung ke pantai ini Anda dapat melakukan banyak hal seperti, bermain dengan ombak, membangun istana kecil dari pasir, bermain bola dan berlari lari kecil sambil berteriak. Anda pun dapat berjalan menyusuri sepanjang pasir pantai sambil melihat kelaut untuk melepas stres.

Pantai Kora Evar - Keindahan Empat Batu Karang

Pemandangan di pantai ini juga sangat indah dengan warna laut biru yang tenang dan hampir sama dengan warna langit yang hanya dipisahkan oleh awan yang menggumpal. Di salah satu sisi pantai ini terdapat sebuah pulau kecil yang terapung diatas air yang ditumbuhi oleh beberapa pohon hijau yang menghiasinya. Sunset di pantai ini, tidak dapat diragukan lagi, matahari yang bulat akan membuat warna laut menjadi jingga, lalu turun melewati awan awannya sampai tenggelam diujung lautan.

Selain tempat wisata ada juga makanan khas dari Kota Dobo yaitu Pom-pom dan Papeda.

1. Pom-Pom


Pom-Pom adalah makanan Khas orang maluku terutama orang Dobo.Bahan pembuatan Pom-Pom ini sendiri terbuat dari sagu yang telah di saring dan di ambil sarinya dari batang pohon Sagu,dan proses pembuatan tidak terlalu lama karena setelah di proses menjadi Pom-Pom harus di jemur dulu untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal.Adapun desa-desa di kepulauan Aru yang memproduksi Pom-Pom adalah Desa Gulili,Desa Tabarfane,Desa Namara yang terletak di bagian Kepulauan Aru Tengah yang tidak terlalu jauh bila di tempuh dari Kota Dobo.

2. Papeda


papeda2Papeda merupakan salah satu makanan pokok, selain nasi, dari kepulauan bagian timur Indonesia. Makanan khas yang terbuat dari tepung sagu ini terdapat hampir di semua daerah di Papua dan Maluku.
Memakan papeda memang tak mudah untuk yang tak biasa, dari segi rasa dan tekstur. Menyendok papeda dari piring itu cukup sulit karena lengket dan licin. Gunakan cara yang Anda anggap lebih gampang untuk memakannya. Dengan sendok bisa, langsung dengan tangan tak ada yang melarang.
Papeda nan lengket ini enak disantap bersama kuah kuning walau saya juga suka menggadonya begitu saja karena sudah gurih.
Kuah kuning sendiri merupakan kekayaan kuliner Indonesia yang lain dari Indonesia bagian Timur. Terbuat dari ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit, jahe dan lain-lain dan dinikmati dengan penambahan daun kemangi, jeruk nipis dan cabe rawit, kuah kuning memang sangat sanga sangat segar dan sedap! Nyam nyam ..

SENI DAN BUDAYA

Musik

Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga sekarang masih memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak dahulu pun mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang terdapat banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery Pesoelima dan Harvey Malaihollo. Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo serta penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Glen Fredly, Ello Tahitu dan Moluccas.

Tarian

Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
sumber:

1 komentar:

  1. Hello...Ada yg punya gelembung ikan tirusam /ibu gelama mau dijual? Hubi 081237735888

    BalasHapus